Pages

Monday, November 13, 2006

Belajar Tuma'ninah dari Orang Jepang

Sambil menyelam minum air
Sambil mengerjakan pekerjaan rumah, sambil makan dan main komputer.

Melakukan beberapa hal secara bersamaan, bagi saya (dan mungkin banyak orang) sudah menjadi warna yang tidak bisa dihapus dari kehidupan sehari-hari. Ketika kita melakukan banyak pekerjaan secara bersama-sama (yang diwarnai dengan keterburu-buruan), apakah hasil yang diperoleh akan maksimal?

Di jepang, saya diingatkan kembali akan pentingnya tuma'ninah. Tuma'ninah saya pelajari pertama kali sewaktu di SD (waktu pelajaran shalat). “Lakukan semua rukun shalat dengan tuma'ninah”, begitu kata buku yang saya baca (seingat saya...). Tuma'ninah di sini berarti melakukan setiap rukun shalat dengan berurutan, tertib, dan benar-benar fokus. Tuma'ninah semacam inilah yang berhasil diadopsi orang jepang di dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Kebanyakan orang jepang (biasanya) fokus melakukan satu pekerjaan saja di dalam satu waktu. Maklum, mungkin karena ga terlalu banyak yang dipikirkan kayak kita orang Indonesia. One things at a time, begitu kata orang bule. Pekerjaan-pekerjaan lain akan dilakukan setelah pekerjaan yang sedang dia kerjakan benar-benar tuntas. Setiap pekerjaan yang dilakukan mendapatkan perlakuan ekslusif, sehingga hasilnya benar-benar maksimal. Kira-kira begitulah tuma'ninah ala orang jepang.

Seharusnya, bagi seorang muslim, paling tidak 5 kali sehari ia diingatkan atau dilatih untuk tuma'ninah, yaitu di dalam shalat (pelajaran kelas 3 – 4 SD sih... saya juga sudah ga terlalu ingat). Tuma'ninah merupakan salah satu kunci untuk mengalami shalat yang khusyuk, shalat berkualitas tinggi. Sudah sepatutnya setiap muslim mencoba dengan sekuat tenaga untuk menggapai kekhusyukan di dalam shalat. Sayangnya, karena adanya desakan-desakan duniawi (dikejar deadline, ada rapat, ada kelas, dsbg), terkadang sulit sekali untuk melaksanakan shalat secara tuma'ninah. Ketiadaan tuma'ninah di dalam shalat menghasilkan keterburu-buruan, bacaan yang super cepat (sampai-sampai lidah tidak mampu mengikuti), menjamak shalat yang masih bisa dikerjakan pada waktunya, lupa jumlah rakaat, dll. Pada akhirnya, kekhusyukan tidak tercapai, dan shalat hanya menjadi sebatas gerakan-gerakan yang kosong tanpa makna. Bagaimana shalat yang semacam itu bisa menjadi tiang agama? Oleh karena itu, selagi berusaha, mari terus berdoa semoga kita semua diberi kemampuan untuk tuma'ninah dan mencapai shalat khusyuk.

Intinya, ketuma'ninahan menjanjikan kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan keberhasilan / hasil berkualitas tinggi di dalam menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan. Seorang tukang martabak pun menggunakan tuma'ninah sebagai kunci kelezatan martabaknya (urutan cara mengolah adonan sampai ke cara memasaknya). Maaf lari ke martabak, habis, rindu banget sama martabak air mancur sih.

Orang jepang bisa melakukan segalanya secara tuma'ninah. Kita, seharusnya bisa juga!!!

Friday, August 25, 2006

Bang, SMS Siapa Ini Bang?

Bukankah merupakan suatu keanehan/anomali apabila lagu “SMS” oleh Ria Amalia begitu bombastis? Dari semua yang ditawarkan oleh lagu tersebut (baik iringan musik, lirik, video clip, dll), bagi saya, semua biasa-biasa saja, alias tidak ada yang istimewa (silakan lihat video klip-nya melalui link di bawah). Walaupun tidak memiliki data akurat, melalui blog teman2, status teman-teman di YM, berita online, mailing list dll, tersirat bahwa lagu tersebut telah menarik jumlah pendengar yang cukup fenomenal. Bahkan, kabar terbaru menyebutkan bahwa sekarang, lagu tersebut sudah dibuat jawabannya!! Hadirnya lagu jawaban menandakan bahwa lagu pendahulu telah laku keras di pasaran (Ada yang tahu lagu Betharia Sonata yang berjudul “hati yang luka”?).

Sudah seberapa luas teknologi SMS digunakan??
Lagu SMS dapat menjadi semacam Indikator


Sebab-sebab yang (mungkin) menjadi pendukung fenomenalnya lagu SMS tersebut adalah kenyataan bahwa kehidupan bermasyarakat di Indonesia sudah begitu lekat dengan apa yang menjadi tema lagu tersebut. Dalam kenyataannya, salah satu tema lagu tersebut, yaitu ber-SMS, sudah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat. Selain membawa tema SMS, lagu tersebut mengusung tema-tema lain yang membawa pendengar merasa lebih terlibat lagi. Kejadian pernah salah kirim SMS, atau salah dikirimi SMS memang sangat sering terjadi belakangan ini. Apalagi kalau sudah melibatkan perasaan. :P

Bagaikan gen tumor yang membuat sel tumor membelah cepat tanpa henti, faktor-faktor tersebut menjadi katalis yang membuat lagu SMS semakin hari semakin meraup banyak penggemar. Orang merasa terlibat, terkait dan tergelitik oleh lirik yang dilantunkan oleh Ria.

Jumlah pendengar lagu SMS yang semakin membengkak
bagaikan sel tumor yang sedang membelah (dari history.nih.gov)


Sebagaimana telah saya sebutkan, “booming”-nya sebuah lagu di pasaran dapat menjadi indikator mengenai apa yang sedang terjadi di masyarakat. Dalam kasus lagu SMS, indikasi bahwa masyarakat kita sudah lekat dengan SMS mungkin tidak perlu terlalu dikhawatirkan (walaupun efek ketergantungan terhadap apapun, termasuk teknologi, kemungkinan besar memberi efek negatif. Contohnya adalah dapat membuat kita menjadi lebih malas). Yang perlu dikhawatirkan adalah apabila tema-tema negatif yang diusung oleh lagu tersebut (dan lagu-lagu lain di pasaran) ternyata sudah begitu mendarah daging di masyarakat...

Nah, apakah kamu menganggap “booming” lagu SMS tersebut sebagai suatu keanehan/anomali?
:D

Belum lihat video clip dan dengar lagunya? Klik di sini

Wednesday, August 16, 2006

Merdeka KAH???

Pada tahun 1945, setelah 3,5 abad lebih mengorbankan darah dan jiwa, akhirnya bangsa Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaannya dari belenggu penjajahan. Momen status quo (ketika Jepang menyerah kepada sekutu) dimanfaatkan secara manis oleh bapak-bapak proklamator kita.

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia

Setelah 61 tahun proklamasi kemerdekaan diserukan, sudahkah kita, bangsa Indonesia, benar-benar merdeka? Sudahkah kita benar-benar lepas dari penjajahan negara lain? Sudahkah kita merasa bebas dan nyaman melakukan apa yang kita yakini benar? Sudahkah kita memaknai dan menjiwai arti “merdeka” di dalam kehidupan kita sehari-hari? Mungkin kebanyakan dari kita akan menjawab dengan “belum”.

Walaupun saat ini kita tidak dijajah secara fisik oleh negara lain (seperti saat kita dijajah belanda dan jepang), sadar tidak sadar, banyak belenggu-belenggu lain yang mengekang kita, yang membuat kita tidak merdeka secara nyata, alias terjajah.

Satu bentuk keterjajahan di Indonesia yang sudah cukup parah adalah terjajahnya pola pikir. Yaitu ketika pola pikir kita membuat kita terbelenggu dan tidak bebas. Keterjajahan pola pikir ini terjadi akibat banyak hal, diantaranya oleh: lingkungan sekitar kita, keluarga, media, dan lain lain. Salah satu contoh nyata yang paling jelas dan destruktif adalah pola pikir yang membuat kita begitu tergantung kepada uang dan materi (materialisme). Uang dan materi menjadi parameter dan sistem nilai di dalam semua sektor hidup. Baik di dalam memilih pekerjaan, persiapan berumah tangga, memudahkan birokrasi, bahkan di dalam berbuat kebaikan sekalipun (semakin banyak uang yang dikeluarkan untuk tujuan kebaikan, semakin dihargai kebaikan tersebut). Pola pikir ini menjadikan ruang gerak kita terbatas hanya di dalam kerangka ke”uang”an. Pola pikir seperti ini pula yang menjadikan negara kita keropos oleh korupsi.

Merdeka secara nyata adalah ketika kita mampu menegakkan kebenaran yang kita yakini dengan sebaik-baiknya, tanpa ada perasaan takut atau tidak nyaman. Dan kemerdekaan seperti itu saat ini sulit dirasakan oleh kebanyakan rakyat kita yang masih dililit kesulitan. Satu cara untuk mendobrak belenggu penjajahan adalah dengan (meminjam istilah Ali shariati) melakukan hijrah. Hijrah dari keburukan kepada kebaikan, hijrah dari pemikiran kita yang lama ke pemikiran yang baru. Hijrah dari semangat yang keropos ke semangat yang baru. Dengan hijrah, kita bukan sekedar melarikan diri dari belenggu-belenggu yang mengekang kita, namun melakukan persiapan yang lebih mantap untuk kelak melawan belenggu-belenggu tersebut. Sama halnya seperti hijrah Rasul dari Mekkah ke Madinah. Beliau bukan sembarang melarikan diri, tetapi beliau membentuk fondasi yang kuat untuk melawan kelaliman. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia mengandung makna yang kurang lebih sama.

Kembali lagi ke fenomena 17 Agustus. Yang dominan terjadi pada tanggal tersebut adalah pesta-pora, lomba-lomba dan bersenang-senang. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan meluapkan kegembiraan, asalkan tahu betul sebabnya. Sayangnya, introspeksi akan makna yang ada dibalik proklamasi kemerdekaan itu sendiri menjadi sisi yang kurang populer. Jika pola pikir semacam ini dibiarkan berlanjut, semakin lama hari kemerdekaan akan semakin menjadi sekedar rutinitas belaka yang maknanya semakin terlupakan. Oleh karena itu, menyambut ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-61 ini, mari kita kembali hijrah dan membangun semangat baru untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa pada umumnya, dan diri kita pada khususnya.

Hancurkan belenggu-belenggu zaman yang melumpuhkan kita!!!

MERDEKA!!!

Thursday, August 03, 2006

The Untouchable Israel

OK, so Hizbullah kidnapped 2 Israeli soldiers to ask for a trade for their own men. And now Israel have responded in fashion. After dozens of air raids (which killed many civilians I might add), the latest news is that 8000 Israeli troops have raided Lebanon in continuation of their effort to neutralize the Hizbullah forces.

Great job Israel!! The enemy is surely going to be crushed by your sublime power and strength!! You guys are doing a wonderful job so far... In killing the CIVILIANS and CHILDREN I mean (as the 828 people killed are mostly civilians and children, with more than 3000 injured). And not to mention blowing away peoples houses to bits so that they won't have any place to go home to. And of course your success in VIOLATING COUNTRY TERRITORY BORDERS. Who the hell are you guys fighting? Hizbullah or THE LEBANESE PEOPLE?!!

There definately has to be civilians trapped in a blow like this (Picture courtesy of Yahoo News)

Hey America and UN!!! Continue to support Israel OK? You guys are doing a fantastic job... No need to issue an immediate ceasefire. Rice is right (or is she?)!! A cease fire will just INCREASE THE TENSE AND THE KILLINGS! Everybody stupid enough (including Rice) knows that cease fires are used to ignite larger war, and not to stop the ongoing one (yeah right...) . Let the people die at this rate. No need to change the death rate, or more else stop it.

For the rest of the world (including me of course), the only thing we can do now is to grumble, watch and of course pray for everyone's best and so that we will all learn from this international tragedy... As we all know, in the time being, most of us are helpless.

A MILITARY AGGRESSION towards another country in order to eliminate a group of criminals (depends on your point of view) is justifiable to protect the people of your own country. The hell with the people living in other countries. They are just not that important!! They are dispensable!! Isn't that right!!?? KILL KILL and KILL.

And so, another military aggression has been launched, and the culprit will almost definitely get away with it. Because we all know that there are several untouchables in the worlds political stage, which can get away with almost everything they do. And Israel is among them (guess the other one yourself). After Iraq and Lebanon, who will come next? Iran? North Korea? Or maybe even Indonesia? Watch out world...

One of these baby's might be heading in your direction someday (Picture courtesy of Yahoo News)


OK, enough with the sarcasm... I'm getting confused myself.

I'm not a political analyst and I may not have the qualifications for writing an analysis on this matter, I just need to get the emotion out. What I know is that WAR is WAR and we should do everything in our powers to stop it.

May our Lord give us the ability to see the good, the hikmah and the lessons in everything that happens around us. And may our Lord give blessing towards all the people in repression, in their life and in their death....

Go here to get a better view on the topic

Friday, July 28, 2006

Sembuhkan Penyakit Negativisme!!!

Setelah cukup lama merasa gundah dan gelisah, akhirnya ketemu juga biang keladinya. Ternyata pikiran dan hati ini telah terjangkit penyakit negativisme. Hal ini terjadi ketika semua yang dilihat dan dirasakan lebih menghasilkan efek negatif (kesal, marah, sedih, kecewa, dan sejenisnya) ketimbang efek positif (bersyukur, bahagia, dan sejenisnya). Bagaimana mau mewarnai dunia ini dengan kebaikan dan kebahagiaan kalau diri kita sendiri didominasi hawa negatif? Saya asumsikan kita semua memiliki pemahaman yang sama akan makna kata “negatif” di sini: semua mua yang sifatnya ga baik…

Manusia akan melihat, merasakan dan menginterpretasi fenomena-fenomena yang terjadi di luar dirinya sesuai dengan apa yang ia rasakan di dalam dirinya. Apabila jiwa seseorang dipenuhi rasa negatif, maka interpretasi terhadap apa-apa di luar dirinya (lingkungan dan hidup pada umumnya) akan menjadi negatif pula. Segala yang negatif akan menghasilkan hal yang negatif pula. Dalam hal ini, interpretasi yang negatif akan disertai oleh respon yang negatif.

Negativisme akan menjadikan seseorang kerdil dan kurang bermanfaat, baik bagi orang lain dan lingkungannya, maupun bagi dirinya sendiri. Seseorang yang mengidap penyakit negativisme, secara tidak sadar akan melakukan perbuatan yang negatif juga. Ngomongin orang, menilai orang secara sepihak, mudah marah, dsbg. Perbuatan negatif apa yang memberi kebaikan bagi seseorang, orang lain, dan lingkungan sekitarnya? Jawabannya: tidak ada.

Sudah selayaknyalah kita selalu berusaha untuk bersikap positif. Bersikap positif / positivisme akan menyembuhkan penyakit negativisme. Kita akan merasa jauh bahagia dengan positivisme. Apabila kita mampu memandang segalanya dengan positif, niscaya semua tindakan yang kita lakukan akan menjadi positif juga. Ingat terus bahwa kebaikan hanya akan menghasilkan kebaikan, walau terkadang tidak sesuai dengan harapan kita.

Siklus positivisme (http://www.theconsultingrooms.co.uk)

Untuk membangkitkan positivisme dan membunuh negativisme, ada beberapa kiat yang mungkin bisa efektif. Diantaranya adalah:
1. Senyum!!!
2. Jangan punya prasangka buruk kepada makhluk Allah yang lain. Karena, apabila kita berburuk sangka kepada makhluk Allah, secara tidak langsung, kita telah berburuk sangka kepadaNya juga.
3. Gantungkan seluruh harapan kita kepada Allah semata. Harapan lah yang membuat seorang manusia menjadi lebih tegar di dalam menghadapi hidup. Dan tidak ada tempat menggantungkan harapan yang lebih kuat lagi dibandingkan Sang Pencipta.
4. Lain lain (boleh diisi sendiri deh…)

Bagi yang mengidap penyakit negativisme, ayo kita sama-sama sembuhkan. Dan bagi yang sudah sembuh, perkuat lagi antibodinya agar tidak terjangkit penyakit yang sama. Semoga dengan positivisme kita mampu mewarnai dunia dengan warna-warna yang cerah.

C'mon, let's be positive!!!

Special Thanks to the South African guy who presented a heart moving Khutbah which inspired this writing. I didn’t have the chance to thank him in person, I just hope Allah blesses him in whatever he does.

Thursday, June 29, 2006

Bagaimana Pola Pelipatan Protein?

Tau ga, protein (yang katanya penting), dibentuk oleh kombinasi 20 macam asam amino yang berbeda. Pola-pola bergandengan asam2 amino tersebut bisa bermacam-macam. Ada banyak kombinasi yang bisa terbentuk. Anyway, satu fenomena di dalam dunia protein-perproteinan, yang tidak kunjung mampu dijawab oleh manusia sampai saat ini adalah fenomena pola lipat-melipat. Protein, khususnya enzim, melipat dan membentuk suatu daerah yang dinamakan “active site domain”. Kenapa dinamakan active site? Karena orang meyakini bahwa daerah ini memiliki fungsi spesifik yang mengaktifasi atau menon-aktifasi reaksi-reaksi tertentu.

Struktur2 protein, dari yang linear sampe yang nglipet-lipet

Ga ngerti? Sama. Saya juga ga terlalu ngerti kok. Cuma karena disuruh baca sesuatu sama sensei, mau ga mau harus mencoba dan memaksakan diri untuk mengerti (yang sampai sejauh ini belum berhasil aja). Yang jelas, sekali lagi, sudah cukup lama orang berkutat mempelajari si protein. Perlu diketahui seluruh proses pembentukan tubuh kita dibantu oleh protein. Protein lah yang diyakini sebagai hasil akhir dari proses penterjemahan gen. Proses pembentukan hidung anda yang mancung, mata anda yang sipit, kulit anda yang coklat, dll, semua adalah campur tangan si protein (dan Tuhan juga tentunya).

Sesuai dengan judul, balik lagi ke fenomena lipat melipat di dalam struktur protein. Fenomena ini sudah diteliti selama kurang lebih 25 tahun lamanya. Tapi orang tetep ga tau dan ga bisa memprediksi pola pelipatan protein. Jadi suka-suka dia aja mau melipat kayak bagaimana…Walaupun sekarang fenomena ini belum mampu dijelaskan, suatu saat nanti, kemungkinan besar manusia akan bisa menjawab bagaimana pola fenomena ini terjadi (manusia gitu loh).

Setelah nanti si bang orang tahu gimana pola si protein melipat, apakah umat manusia akan menjadi lebih bahagia???

BTW, setelah baca ini, jadi tahu ga jawaban dari pertanyaan yang sekaligus jadi judul di atas?? Hehe....

Saturday, April 15, 2006

Para Pendosa

Siapa sih yang tidak pernah melakukan dosa atau kesalahan?
Jawabnya tidak ada. Semua pasti pernah melakukannya. Karena manusia memang tempatnya salah, lupa dan dosa. Termasuk saya, dia, mereka, dan juga anda. Jadi kesimpulannya, semua manusia adalah pendosa!!!

Diantara manusia-manusia pendosa di seluruh dunia, ada manusia-manusia yang sudah tidak peduli dan tidak peka terhadap kesalahan-kesalahannya, namun ada juga sebaliknya. Manusia yang peka terhadap kesalahan-kesalahannya dan senantiasa bertaubat dan memperbaiki diri.

Taubat dan kemauan untuk selalu berusaha memperbaiki diri adalah yang membuat seseorang lebih baik dari orang lain. Semoga kita semua diberi kepekaan oleh Allah untuk selalu senantiasa sadar dan mawas diri akan kesalahan-kesalahan kita.

Monday, March 27, 2006

Merasa Lebih Baik dari Orang Lain

Wahai Allah, ampunilah aku dan hamba-hambaMu yang lemah, takabur dan terlalu sering merasa lebih benar dari orang lain. Sadarkanlah dan ingatkanlah kami semua bahwa kami tidaklah sempurna. Kesempurnaan hanya milikMu semata, dan kami benar-benar adalah tempatnya salah dan lupa.

Thursday, March 09, 2006

Jangan Menunda-nunda!!

Berbuat baik dan beramal sholeh jangan ditunda-tunda. Begitu kata Bimbo di dalam lagunya “Jangan Ditunda-tunda”. Dan sungguh rangkaian kata-kata tersebut tidak bisa dianggap sepele. Karena apa yang bisa dilakukan sekarang, belum tentu dapat dilakukan nanti. Saya yakin kita semua sadar akan hal ini, hanya sering lupa saja.

Tadi malam Saya mendapat peringatan keras dari Tuhan untuk tidak menunda-nunda. Peringatan yang datang melalui mimpi, namun terasa sangat nyata.

Di dalam mimpi itu, saya belum melakukan shalat wajib. Dan sedang asyik melakukan sesuatu (ga inget juga melakukan apa). Padahal di dalam hati, sudah ada niat ingin melakukan shalat. Namun tidak dikerjakan... karena saking asyiknya. Setelah perkara asyik itu selesai, barulah saya jalan tergopoh-gopoh menuju kamar mandi. Namun ketika akan mengambil wudlu, setelah membuang air kecil (ga penting banget deh), bumi berguncang dengan sangat keras dan dahsyatnya!! Saya yang sedang di kamar mandipun terpaksa mengurungkan niat untuk berwudlu. Gempa bumi kah? Bukan! Jauh lebih dahysat dari sekedar gempa bumi! Tiba-tiba tubuh saya terangkat ke atas lalu terbanting ke bawah bagaikan adonan martabak telur yang sedang diracik oleh si abang martabak (duh... pengen makan martabak nih...). Dan seketika itu pula saya menyadari bahwa KIAMAT telah datang menghampiri. Akhir dari segalanya... Dan saya belum SHALAT!!! Perasaan menyesal yang amat sangat timbul di diriku. Penyesalan yang tidak ada artinya. Karena semuanya sudah terlambat... Damn!

Setelah tahu bahwa itu hanya mimpi, saya sadar bahwa saya telah diberikan kesempatan lagi untuk memperbaiki sikap.

Thank you O God for all of your blessings, which we often fail to see and be thankful of.
Ingat... JANGAN MENUNDA NUNDA!!! (peringatan keras bagi diri sendiri yang masih sering menunda-nunda)


Masih ada waktu untuk memperbaiki diri...
Walaupun kita tidak tahu sebanyak apa injury time yang kita punya.

Tuesday, January 31, 2006

Hijrahlah!!

Akan tiba saatnya ketika seorang anak manusia merasa stagnan. Entah karena merasa sungguh tidak berdaya dan hampir menyerah, atau merasa luar biasa mapan dan merasa tidak ada yang perlu diperjuangkan. Sifat stagnan akan membuat manusia kehilangan semangat untuk bertebaran di muka bumi untuk mewarnai hidup. Pada masa-masa seperti ini, seorang manusia perlu melakukan hijrah.

Hijrah?... Ya, Hijrah sahabat-sahabatku!!!

Hijrah berarti berpindah. Berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Berpindah dari satu kondisi kepada kondisi yang lain. Hijrah akan membuat si pelaku hijrah memiliki semangat baru, kekuatan baru, sudut pandang baru, hidup baru. Hijrah akan membebaskan seseorang dari penjara-penjara pikirannya (penjara kultur, penjara sejarah, penjara sistem sosial, dll) Ketika berhijrah, seseorang akan mulai berjuang dari nol lagi. Membuka halaman baru dengan semua yang serba baru.

Rasulullah saw pun melakukan hijrah dari Makkah menuju Madinah. Ketika itu, beliau sungguh ada di dalam tekanan yang amat dahsyat dari kafir Quraisy. Tugas berat (menyeru jalan selamat bagi seluruh umat manusia) masih dipikulnya, namun ancaman pembunuhan membayanginya. Turunlah perintah Allah untuk berhijrah. Meninggalkan tanah kelahiran, meninggalkan harta, meninggalkan semua (yang secara kasat mata) paling berarti.

Peristiwa Hijrah Rasulullah saw tersebut, ditetapkan sebagai dasar penanggalan kalender hijriah. Penetapan kalender hijriah bukan didasari tahun kelahiran Rasul, bukan pula tahun ia wafat. Mengapa? Jawabannya mungkin karena Hijrah-lah yang menjadi titik tolak perjuangan Rasul di dalam menegakkan jalan-Nya. Dengan berhijrahlah beliau mampu mentransformasi Islam menjadi kekuatan yang diakui oleh umat manusia.

Kita harus selalu ingat, bahwa walaupun ada banyak arah dan tujuan, hijrah yang utama adalah hijrah untuk membangun dan memperbaiki diri sendiri demi menggapai cinta sejati, cinta Allah Penggenggam alam semesta, serta menegakkan agamaNya.

Semoga semangat hijrah Rasulullah saw. senantiasa mewarnai jiwa kita semua di tahun baru hijriah ini. HAJARLAH KESOMBONGAN ZAMAN!!!

***Selamat Tahun Baru Hijriah 1427***

Semoga dapat menjadi penyemangat bagi jiwa-jiwa yang sedang lesu (termasuk jiwaku)...

Tuesday, January 10, 2006

Korbankan "Ismail"mu!!!

Jamarat. Perlambangan Syaitan yang menggoda Ibrahim ketika menjalankan perintah "Korbankan Ismail".

KORBANKAN “Ismail” mu! (terinspirasi oleh “Haji” karangan Dr. A. Syariati)

Ismail adalah anak dari Nabi Ibrahim a.s. Ibrahim a.s. Sangat menyayangi Ismail yang kelak akan juga menjadi seorang nabi. Bagaimana tidak, Ketika itu Ibrahim a.s sudah sangat tua, sedang ia belum juga dikaruniai oleh seorang anak. Setelah berdoa dan berdoa, akhirnya Allah mengkaruniai Ibrahim a.s. dengan Ismail. Sayangnya Ibrahim a.s. kepada Ismail luar biasa.

Idul Adha dan berhaji adalah napak tilas dari perjalanan Ibrahim a.s. ketika menjalankan perintah Tuhan yang sangat berat. Menyembelih Ismail. Di dunia ini, selain Ismail, mungkin tidak ada yang lebih disayangi oleh Ibrahim a.s. Namun Allah memerintahkannya untuk menyembelih Ismail yang sangat ia sayangi. Apa tujuan dibalik perintah itu?

Ibrahim a.s. adalah kekasih Allah. Namun sebagai manusia, ia masih memiliki kecintaan kepada dunia. Kecintaan Ibrahim a.s. kepada dunia termanifestasi pada Ismail. Maka ketika Allah memerintahkan Ibrahim a.s. untuk menyembelih Ismail, sebenarnya Allah memerintahkan Ibrahim untuk mengorbankan kecintaannya kepada dunia. Apakah Ibrahim a.s. melakukannya? Jawabnya adalah YA. Dengan melewati berbagai macam rintangan dan godaan, akhirnya ia melaksanakan perintah Allah. Ismail pun tak kalah tabah dan berserahnya. Keikhlasan Ismail untuk menerima perintah Allah menjadi salah satu kunci keyakinan Ibrahim a.s. di dalam melaksanakan perintah tersebut. Pada akhirnya, Ismail digantikan oleh hewan qurban, dan Ibrahim a.s. tidak kehilangan apapun. Sebagai symbol bahwa kecintaan kepada Allah tidak akan membawa manusia kepada kesengsaraan.

Kisah nabi Ibrahim tersebut seharusnya menjadi contoh bagi kita semua. Di dalam hati kita semua, kecintaan kepada dunia pasti ada. Bahkan tidak jarang kecintaan kepada dunia mendominasi dan mengalahkan kecintaan kita kepada Allah. Banyak orang yang lebih cinta uang daripada Allah. Banyak orang yang lebih cinta perempuan daripada Allah. Banyak orang yang lebih cinta menonton pertandingan liga Inggris di TV daripada Allah (sekedar mengingatkan diri sendiri, hehe..).

Idul Adha adalah ajang yang mengingatkan kita untuk MENGORBANKAN “Ismail-Ismail” kita di dunia. Tentunya untuk menggapai cinta yang lebih mulia. Mengorbankan di sini tentunya simbolis (makanya diberi bold dan italic) Identifikasi apa dan siapa “Ismail”mu, dan jangan biarkan cinta kita kepada “Ismail-Ismail” kita di dunia melebihi cinta kita kepada Sang Pencipta.

*SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1426 Hijriah*
Semoga kita selalu senantiasa berusaha untuk menggapai cinta-NYA…
 Posted by Picasa

Monday, January 02, 2006

Merdeka dari Panca Indra

Terbebasnya Keterbatasan Indera Manusia


Sebagai manusia, seringkali kita lupa akan keterbatasan dan kelemahan kita. Sering sekali kita merasa hebat. Lebih hebat daripada makhluk lain, lebih hebat daripada manusia lain, bahkan seringkali secara tidak sadar kita merasa lebih hebat daripada Tuhan. Padahal manusia tidaklah begitu hebat.


Manusia penuh dengan keterbatasan dan kelemahan. Dan selamanya akan seperti itu. Kelemahan yang harus selalu diingat dan diwaspadai adalah terbatasnya kemampuan otak kita. Semua informasi yang diterima manusia diproses oleh otak. Sinyal-sinyal melalui panca indera diteruskan dan kemudian diinterpretasi oleh otak kita. Jadi sebenarnya hidup yang kita rasakan ini adalah interpretasi dari otak kita semata. Kita akan selalu terpenjara di dalam otak kita selama kita hidup. Interpretasi-interpretasi yang sama sekali belum tentu nyata.


Kebahagiaan atau kesengsaraan sejati baru akan dirasakan seorang manusia ketika ia mengecup kematian. Pada saat itu, hubungan seorang manusia dengan fisiknya di dunia akan terputus. Ia akan mampu melihat dan merasakan hakikat dari segalanya. Tanpa dibatasi oleh tembok-tembok indera. Saya berharap, ketika saat itu tiba, kebahagiaan sejati yang saya rasakan. Bukan penyesalan dan kesedihan. Dan semoga kebahagiaan sejati dirasakan juga oleh semua yang berhak mendapatkannya.

A Tribute to My Uncle

Transisi

Terang ditelan gelap

Ceria ditelan sedih

Kebenaran ditelan kejahatan

Hidup ditelan mati


Begitulah dunia ini apa adanya

Tiada ada yang abadi selamanya

Hanya Dia yang akan selalu ada

Bertahta di atas singgasanaNya


Apalah daya seorang manusia

Ketika kuasanya ada batasnya

Menyesal tidaklah berguna

Sang hati kan terus menderita


Melepas pekatnya benci

Mampu menerima transisi

Adalah kekuatan yang tiada tara

Arungilah dunia sebagai ksatria


*A tribute to my Uncle, who went to meet the call of his Lord on January the 1st 2006.*


Innalillahi wa inna ilaihi raji'un

Telah berpulang ke Rahmatullah Om Yana di Tasikmalaya. Semoga Arwah beliau diterima dengan baik di sisiNya. Diterima amal ibadahnya, diampuni segala dosa dan kesalahannya. Aamiiiin.