Setelah cukup lama merasa gundah dan gelisah, akhirnya ketemu juga biang keladinya. Ternyata pikiran dan hati ini telah terjangkit penyakit negativisme. Hal ini terjadi ketika semua yang dilihat dan dirasakan lebih menghasilkan efek negatif (kesal, marah, sedih, kecewa, dan sejenisnya) ketimbang efek positif (bersyukur, bahagia, dan sejenisnya). Bagaimana mau mewarnai dunia ini dengan kebaikan dan kebahagiaan kalau diri kita sendiri didominasi hawa negatif? Saya asumsikan kita semua memiliki pemahaman yang sama akan makna kata “negatif” di sini: semua mua yang sifatnya ga baik…
Manusia akan melihat, merasakan dan menginterpretasi fenomena-fenomena yang terjadi di luar dirinya sesuai dengan apa yang ia rasakan di dalam dirinya. Apabila jiwa seseorang dipenuhi rasa negatif, maka interpretasi terhadap apa-apa di luar dirinya (lingkungan dan hidup pada umumnya) akan menjadi negatif pula. Segala yang negatif akan menghasilkan hal yang negatif pula. Dalam hal ini, interpretasi yang negatif akan disertai oleh respon yang negatif.
Negativisme akan menjadikan seseorang kerdil dan kurang bermanfaat, baik bagi orang lain dan lingkungannya, maupun bagi dirinya sendiri. Seseorang yang mengidap penyakit negativisme, secara tidak sadar akan melakukan perbuatan yang negatif juga. Ngomongin orang, menilai orang secara sepihak, mudah marah, dsbg. Perbuatan negatif apa yang memberi kebaikan bagi seseorang, orang lain, dan lingkungan sekitarnya? Jawabannya: tidak ada.
Sudah selayaknyalah kita selalu berusaha untuk bersikap positif. Bersikap positif / positivisme akan menyembuhkan penyakit negativisme. Kita akan merasa jauh bahagia dengan positivisme. Apabila kita mampu memandang segalanya dengan positif, niscaya semua tindakan yang kita lakukan akan menjadi positif juga. Ingat terus bahwa kebaikan hanya akan menghasilkan kebaikan, walau terkadang tidak sesuai dengan harapan kita.
Untuk membangkitkan positivisme dan membunuh negativisme, ada beberapa kiat yang mungkin bisa efektif. Diantaranya adalah:
1. Senyum!!!2. Jangan punya prasangka buruk kepada makhluk Allah yang lain. Karena, apabila kita berburuk sangka kepada makhluk Allah, secara tidak langsung, kita telah berburuk sangka kepadaNya juga.
3. Gantungkan seluruh harapan kita kepada Allah semata. Harapan lah yang membuat seorang manusia menjadi lebih tegar di dalam menghadapi hidup. Dan tidak ada tempat menggantungkan harapan yang lebih kuat lagi dibandingkan Sang Pencipta.
4. Lain lain (boleh diisi sendiri deh…)
Bagi yang mengidap penyakit negativisme, ayo kita sama-sama sembuhkan. Dan bagi yang sudah sembuh, perkuat lagi antibodinya agar tidak terjangkit penyakit yang sama. Semoga dengan positivisme kita mampu mewarnai dunia dengan warna-warna yang cerah.
4 comments:
tak selamanya negativisme itu kurang baik. dan tak selamanya positivisme itu akan menghasilkan hal yang baik.
Berfikir dan bertindak positif berdasarkan apa yang kita yakini benar (di dalam merespon apapun) punya potensi lebih besar untuk menghasilkan sesuatu yang baik.
Assalamu'alaikum wr.wb
om fendrri boleh ya ngopi tulisannya.....sebab menarik
eh...maaf tadi saya yg nulis om...biasa tetangga apato no 32 mamanya rara,icha dan affan..wassalam
Post a Comment